Selasa, 30 Oktober 2012

Bahasa indonesia semester 2

Soal !
1.      Jika anda menjadi guru, ketika mengajar Bahasa Indonesia, bagaimana strategi dalam pemakaian metode pembelajaran Bahasa Indonesia yang terbaik menurut anda. (Jelaskan Metode pembelajaran yang terbaik)
Jawab
Pendidikan merupakan penentu terbesar mengenai kualitas suatu Negara. Hal ini yang sering kita dengar dalam wacana ataupun bacaan-bacaan mengenai dunia pendidikan. Saat ini seperti yang kita tahu bahwa Negara kita, Indonesia dalam kualitas pendidikan berada diperingkat 109, sedangkan Malaysia berada diperingkat 61 dari seluruh jumlah negara-negara didunia. Bias dilihat bahwa walapun Malaysia dan Indonesia adalah Negara yang bias dibilang satu rumpun, indonesiapun tidak jauh lebih baik dari Malaysia dalam bidang pendidikan.
Berdasarkan fakta tersebut para ahli atau pakar pendidikan menyatakan bahwa banyak factor-faktor yang menjadi sebab keterbeakangan Indonesia dalam dunia pendidikan dibandingkan dengan Negara-negara lainnya.
Salah satu penyebab atau factor keterbelakangan tersebut adalah pandangan atau paradigma tenaga pendidik mengenai proses pembelajaran yang baik dan relevan untuk peserta didik saat ini. Upaya perbaikan mutu pendidikan ini pun telah diakukan, seperti halnya perubahan dan perbaikan metode dalam pembelajaran. Saat ini beberapa metode pembelajaran  seperti metode tata bahasa / terjemahan, metode reseptif, metode membaca, metode audiolingual, metode integratif, metode langsung, metode komunikatif, metode tematik, metode kuantum, metode kunstruktivistik, metode partisipatori dan metode kontekstual telah diterapkan.
Khususnya saat ini metode-metode pembelajaran tersebut dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, seperti yang kita ketahui ada 12 metode pembelajaran yaitu :

1.      Metode tata bahasa /terjemahan
2.      Metode membaca
3.      Metode audiolingual
4.      Metode reseptif dan produktif
5.      Metode langsung
6.      Metode komunikatif

7.      Metode integrative
8.      Metode kuantum
9.      Metode tematik
10.  Metode konstruktivistik
11.  Metode partisipatoris
12.  Metode kontekstual




Dari semua metode pembelajaran ini tentunya masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi bagus atau tidaknya suatu metode tergantung bagaimana guru tersebut memandangnya. Metode-metode yang akan digunakan harusnya dilihat juga dengan situasi dan kondisi yang ada, karena setiap lingkungan peserta didik dan guru pastinya berbeda-beda. Disinilah peran guru dalam menyesuaikan gaya belajar dengan kondisi siswa, agar tercapai pembelajan yang bermutu dan efektif. Karena keberhasilan atau mutu pendidikan tidak hanya dilihat dari metode yang diterapkan tetapi juga pada guru tersebut dalam melihat situasi dan kondisi. Tetapi dari berbagai metode diatas ada pula metode yang tidak relevan jika digunakan saat ini.
Menurut saya ada 3 metode yang bisa dan relevan jika diterapkan pada saat ini metode tematik, konstruktivistik, dam kontekstual
Metode tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat  memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Tema yang digunakan bisa mengenai kejadian atau sesuatu hal yang ada dikehdupan kita sehari-hari yang tentunya berkaitan dengan materi atau standar kompetensi yang akan dicapai. Metode ini bagus karena lebih efisien waktu juga lebih menarik. Metode ini juga lebih cocok digunakan untuk pembelajaran bahasa Indonesia ditingkat sekolah dasar khususnya kelas rendah (kelas 1,2,3). Karena diusia mereka, belajar masih berupa kegiatan bermain, karena pemikiran mereka masih pola berpikir holistic. Misalnya guru menggabungkan antara pelajaran bahasa Indonesia dengan pelajaran Ilmu pengetahuan alam. (untuk kelas 1 SD.



Bahasa Indonesia kelas 1, semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan
1.      Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan
1.1            membedakan berbagai bunyi bahasa
1.2            melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana
1.3            menyebutkan tokoh dalam cerita

Ilmu Pengetahuan Alam kelas 1, semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mahkluk hidup dan proses kehidupan
1.      mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara perawatannya
1.1          mengenal bagian tubuh dan kegunaannya serta cara perawatannya
1.2          mengidentifikasi kebutuhan tubuh agar tumbuh sehat dan kuat (makanan, air, pakaian, dll)
1.3          membiasakan hidup sehat

Dengan metode tematik, kedua mata pelajaran yaitu bahasa Indonesia dan IPA, dapat disatukan dalam 1 pertemuan atau 1 tema. Contohnya saja pada kompetensi dasar yang ditebalkan dalam Standar kompetensi diatas, guru dapat membuat tema hidup sehat, salah satu hal yang berhubungan dengan hidup sehat adalh membiasakan mencuci tangan, jadi karena pada kelas 1 semester 1 ini pembelajaran bahasa Indonesia lebih focus ke pendengaran, pembelajaran dilalkukan dengan lisan. Guru membacakan langkah-langkah mencuci tangan dan siswa mengikuti langkah tersebut dengan seksama. Kemudian guru juga tidak lupa menerangkan apa, bagaimana dan fungsi mecuci tangan. dengan siswa mempraktekan dengan baik bagaimana cara mencuci tangan yang benar berarti tujuan KD bahsa Indonesia melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana, telah tercapai sekaligus siswa tau bagaimana mencuci tangan yang bak, dimana hal itu termasuk dalam KD IPA yaitu membiasakan hidup sehat. Dengan pembelajaran tersebut lebih hemat waktu, karena dalam satu kali pertemuan  2 tujuan tercapai.
                        Selain metode tematik, menurut saya salah satu metode yang bagus juga metode konstuktivistik yang berpendapat bahwa belajar itu adalah proses menemukan. Meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi itu agar informasi tersebut masuk kedalam pemahaman mereka. Konstruktivistik dimulai dari masalah (sering miuncul dari siswa sendiri) dan selanjutnya membentuk siswa menyelesikan dan menemukan langkah-langkah pemecahan masalah tersebut. Selain itu metode konstrukitvistik terdapat juga kooperatif. Pembelajaran koopratif muncul dalam konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok ( empat orang dalam satu kelompok) untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Dengan metode ini siswa menjadi lebih bisa bersosialisasi dengan teman sekelasnya.

                        Metode ketiga yang menurut saya bagus adalah  metode kontekstual merupakan metode terbaik dalam proses pembelajan Bahasa Indonesia. Metode kontekstual dalam Depdiknas (2002) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendidik menggunakan metode ini diharapkan anak didik dapat menilai kehidupan secara real, maksudnya bahwa pendidikan bukan saja berbicara tentang kepintaran atau kognitifnya saja, tetapi bagaiman anak didik dapat memecahkan berbagai masalah dan bagaimana ia bersosialidsi dengan baik dimasyrakat.

                        Menurut saya metode kontekstual ini menggabungkan antara materi pelajaran dan kejadian yang ada didunia nya. Jadi siswa pun bisa berpikir secara real. Karena metode kontekstual ini berpendapat Bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal tetapi mengkonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta atau proporsisi yang mereka alami dalam kehidupannya. Anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan ilmiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan apa yang diketahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetesi mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.

                        Dalam pengaplikasian pembelajaran bahasa Indonesia sendiri, kita pun tidak bisa hanya menggunakan metode kontekstual saja, didalam penggunaan metode terdapat juga teknik pembelajaran, teknik pembelajaran bahasa Indonesia juga amat beragam tergantung kebutuhan, misalnya untuk peserta didik yang masih duduk di sekolah dasar khususnya kelas rendah, pembelajarannya berupa kata dan kalimat sehingga tenaga pendidik sebelum menerapkan teknik pembelajaran harusnya terlebih dahulu menguasai teknik yang akan diajarkan tersebut. Karena sesungguhnya penentu mutu pendidik bukan saja dilihat dari metode atau teknik pembelajaran, tetapi bagaimana kualitas guru tersebut, sejauh mana guru tersebut dapat meningkatkan kemampuannya dalam mendidik, hal itu termasuk juga bagaimana tenaga pendidik memahami apa yang akan mereka ajarkan.

2.      Jelaskan metode pembelajaran bahasa Indonesia & pembelajaran kalimat
Jawaban
Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia
Seperti yang kita ketahui bahwa ada 12 metode pembelajaran yaitu,

1.      Metode tata bahasa /terjemahan
2.      Metode membaca
3.      Metode audiolingual
4.      Metode reseptif dan produktif
5.      Metode langsung
6.      Metode komunikatif
7.      Metode integrative
8.      Metode tematik
9.      Metode kuantum
10.  Metode konstruktivistik
11.  Metode partisipatoris
12.  Metode kontekstual

Penjelasan singkatnya sebagai berikut:
a.      Metode tatabahasa/terjemahan
Metode tata bahasa ini disebut juga metode tradisional. Metode bahasa sangat kuat berpegang pada disiplin mental dan pengembangan intelektual.
Ciri-ciri metode tata bahasa adalah :
Ø  Penghafalan kaidah-kaidah dan fakta-fakta tentang tata bahasa agar dapat dipahami dan diterapkan pada morfologi dan kalimat yang digunakan siswa
Ø  Penekanannya pada membaca, mengarang, dan terjemahan sedangkan berbicara dan menyimak diabaikan
Ø  Seleksi kosa kata berdasarkan teks bacaan yang dipakai
Ø  Unit yang mendasar adalah kalimat, tatabahasa diajarkan secara deduktif
Ø  Bahasa daerah digunakan sebagai pengantar dalam terjemahan, keterangan, perbandingan, dan penghafalan kaidah bahasa

Menurut saya metode ini bagus akan tetapi setiap metode pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Seperti kita lihat di point terakhir dalam cirri metode bahasa ini, bahwa bahasa daerah dalam penggunaan metode ini, digunakan sebagai pengantar dalam terjemahan, keterangan, dan perbandingan. Disinilah letak kelebihan atau kebaikan dari metode ini, bahwa jika metode ini diterapkan, akan sangat baik dalam pemeliharaan kebudayaan, salah satu hal yang bisa kita lakukan dalam melestarikan kebudayaan kita adalah dengan menjaga bahasa daerah kita, akan tetapi perlu pertimbangan juga jika menggunakan metode ini karena metode ini menitik beratkan pada membaca, mengarang dan terjemahan sedangkan berbicara dan menyimak diabaikan. Menurut saya disinilah letak kelemahan atau kekurangan dari metode ini, karena peserta didik jika tanpa menyimak tidak memahami apa yang ia pelajari, dan kemampuan berbicarapun harusnya lebih diasah dalam proses pendidikann karena nantinya mereka akan menghadapi dunia luar yang bukan lagi ruang lingkup sekolah. Jadi metode ini sangat butuh pertimbangan jika memang ingin diterapkan (menurut saya)

b.      Metode membaca
Metode membaca bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan memehami teks bacaan yang diperlukan dalam belajar mereka. Dengan metode ini biasanya guru merasa akan mengefisienkan waktu, salah satu caranya adalah siswa diberikan pekerjaan rumah berupa bacaan yang pada pertemuan berikutnya akan dilakukan sesi Tanya jawab ataupun diskusi membahas bacaan tersebut.
Menurut saya metode ini tidak relevan jika digunakan dalam era global saat ini, karena terkesan monoton dan membosankan.

c.       Metode audiolingual
Metode audiolingual sangat mengutamakan drill (pengulangan). Dalam audiolingual yang berdasarkan pendekatan struktural itu, bahasa yang diajarkan dicurahkan pada lafal kata, dan pelatihan berkali-kali secara intensif pola-pola kalimat. Guru dapat memaksa siswa untuk mengulang sampai tanpa kesalahan.
Langkah-langkah yang biasa dilakukan adalah:
Ø  Penyajian dialog atau teks pendek yang dibacakan guru berulang-ulang dan siswa menyimak tanpa melihat teks yang dibaca,
Ø  Peniruan dan penghafalan teks itu detiap kalimat secara serentak dan siswa menghafalkannya,
Ø  Penyajian kalimat dilatihkan dengan pengulangan,
Ø  Dramatisasi dialog atau teks yang dilatihkan kemudian siswa memperagakan didepan kelas,
Ø  Pembentukan kalimat lain yang sesuai dengan yang dilatihkan.
                  Metode ini lebih menitikberatkan bagaimana siswa dapat menghafal atau mengulangi sebuah kalimat atau diaog yang sebelumnya telah diajarkan oleh guru, menurut saya salah satu kelebihan dari metode ini adaah mengenai dialog, misalnya saja dialog drama. Saah satu langkah yang dapat dilakukan dalam metode ini adalah Dramatisasi dialog atau teks yang dilatihkan kemudian siswa memperagakan didepan kelas, hal ini dapat membangkitkan rasa percaya diri siswa, dengan ia memperagakan dialog didepan kelas. Tetapi kelemahan dari metode ini sendiri adalah terlalu monoton dan membosankan karena terkesan siswa hanya sekedar mendengarkan guru sehingga keterampilan menyimak, menulis dan ainnya diabaikan.

d.      Metode reseptif dan produktif
Metode reseptif ini menekankan bagaimana menciptakan suasana yang nyaman agar isi bacaan yang dibaca siswa dapat terserap dengan baik. Dalam pelaksanaan metode ini suasana hening, diam dan tidak berisik sangat diutamakan. Karena itu siswa pun tidak boleh berisik saat membaca. Menurut saya metode ini menjadi sulit untuk tipe anak yang “tidak bisa diam”, seperti yang kita ketahui bahwa karakter atau sifat dari setiap siswa itu berbeda. Sedangkan metode produktif diarahkan pada berbicara dan menulis. Siswa harus banyak berbicara atau menuangkan gagasannya.
e.       Metode langsung
Pertengahan abad ke-19, metode diatas ditolak oleh metode langsung. Metode langsung berasumsi bahwa belajar bahasa yang lebih baik adalah belajar yang menggunakan langsung bahasa dan secara intensif dalam komunikasi. Tujuan metode tersebut adalah penggunaan bahasa secara lisan agar siswa dapar berkomunikasi secara alamiah seperti penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat. Penegunaan Siswa diberi latihan-latihan untuk mengasosiasikan kalimat dengan artinya melalui demontrasi, peragaan, gerakan, serta mimik secara langsung.
Langkah-langkahnya metode langsung adalah:
Ø  Pembelajaran dimulai dengan dialog atau humor yang pendek dalam bahasa Indonesia dengan gaya bahasa santai dan nonformal
Ø  Materi mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan atau isyarat tertentu, dramatisasi dan gambar-gambar
Ø  Tanya jawab berdasarkan bahasa yang dipelajari dengan memberikan contoh yang merangsang siswa
Ø  Tatabahasa diajarkan secara induktif
Ø  Kata-kata digunakan dalam percakapan-percakapan
Ø  Siswa yang sudah maju diberi bacaan sastra untuk pemahaman dan kenikmatan tetapi bahasa dalam bacaan tidak dianalisis secara struktural atau sistematis
Ø  Budaya yang relevan diajarkan secara induktif
Dalam penerapan metode langsung, banyak pula aspek yang diperhatikan oleh guru, Pada awal pembelajaran,guru merupakan pemberi informasi dan pendemonstrasi yang aktif dan mengharapkan siswa menjadi pendengar aktif dan baik. Keberhasilan metode langsung memerlukan lingkungan yang baik untuk presentasi dan demonstrasi, yakni ruangan yang tenang dengan penerangan cukup, termasuk alat pandang dengar yang sesuai.
Di samping itu, metode langsung juga bergantung pada motivasi siswa yang memadai untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan mendengarkan segala sesuatu yang dikatakannya. Pada hakikatnya, pengajaran langsung memerlukan kaidah yang mengatur bagaimana siswa bebicara, prosedur untuk menjamin tempo pembelajaran yang baik, strategi khusus untuk mengatur giliran keterlibatan siswa, dan untuk menanggulangi tingkah laku siswa yang menyimpang.
f.       Metode Komunikatif
Metode komunikatif ini adalah metode yang lebih memfokuskan pada kekretivitasan siswa dalam melakukan pembelajaran atau pelatihan. Pada metode ini peran guru mulai dikurangi, dalam artian pada proses pembelajaran tersebut peran siswa diutamakan dan guru sebagai fasilitator. Pada metode ini siswa diharapkan dapat lebih mengembangkan kemampuannya. Akan tetapi tidak semua kelas mmiliki kecendrungan, pandangan dan kemampuan kolektif yang tidak sama. Oleh sebab itu, disinilah peran guru yang sangat penting, dimana harus memunculkan gairah siswa dalam pembelajaran tersebut.
g.      Metode integrative
                  Integratif berarti menyatukan beberapa aspek dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studi artinya beberpa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, menyimak diintegrasikan dengan berbicara dan menulis. Menulis diintegrasikan dengan berbicara dan membaca. Materi kebahasan diintegrasikan dengan keterampilan bahasa. Sedangkan, antarbidang studi merupakan pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi. Misalnya, bahasa Indonesia dengan matematika atau dengan bidang studi lainnya.
                  Integratif sangat diharapkan oleh kurikulum bahasa Indonesia. Pengintegrasiannya diaplikasikan sesuai dengan kompetensi dasar yang perlu dimiliki siswa. Materi tidak dipisah-pisahkan, justru merupakan kesatuan yang perlu dikemas secara menarik. Metode inregratif dapat dilaksanakan dalam pembelajaran mambaca dengan memberi catatan bacaan. Siswa dapat membuat catatan yang diangap penting atau kalimat kunci sebuah bacaan. Dalam melakukan kegiatan membaca sekaligus siswa menulis.
h.      Metode tematik
Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan. Yang perlu dipahami adalah bahwa tema bukanlah tujuan pembelajaran. Tema tersebut harus diolah dan disajikan secara kontekstualitas, kontemporer, kongkret, dan konseptual.
Tema yang telah ditentukan haruslah diolah dengan perkembangan lingkungan siswa yang terjadi saat ini. Budaya, sosial dan religiusitas mereka menjadi perhatian. Begitu pula, isi tema disajikan secara kontemporer sehingga siswa senang. Apa yang terjadi sekarang di lingkungan siswa juga harus terbahas dan terdiskusikan di kelas. Kemudian, tema tidak disajikan secara abtrak tetapi diberikan secara kongkret. Semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan logika yang dipunyainya. Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep kebahasaan, penggunaan, dan pemahaman.
i.        Metode kuantum
Metode kuantum ini lebih terkenal dengan sebutan Quantum Learning and Teaching) dimulai di Super Camp, sebuah program percepatan berupa Quantum Learning yang ditawarkan Learning Forum, yaitu sebuah perusahaan pendidikan internasional yang menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi (DePorter, 1992). Metode kuantum diciptakan berdasarkan teori pendidikan seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple Intellegences (Gardner), Neum-Linguistic Programming (Grinder dan Bandler), Experiential Learning (Hahn), Socratic Inquiry, Ccooperative Learning (Johnson dan Johnson), dan Element of Effective Instruction (Hunter).
Teori kunatum mengutamakan pecepatan belajar dengan cara partisipatori peserta didik dalam melihat potensi diri dalam kondisi penguasaan diri. Gaya belajar dengan mengacu pada otak kanan dan otak kiri menjadi ciri khas QL. Menurut QL bahwa proses belajar mengajar adalah fenomena yang kompleks.
Metode kuantum berpendapat bahwa siswa dianggap sebagai pusat keberhasilan belajar. Saran-saran yang dikemukakan dalam membangun hubungan dengan siswa adalah :
1)      Perlakukan siswa sebagai manusia sederajat,
2)      Ketahuilah apa yang disukai siswa, cara pikir mereka, dan perasaan mereka,
3)      Bayangkan apa yang mereka katakan kepada diri sendiri dan mengenai diri sendiri,
4)      Ketahuilah apa yang menghambat mereka untuk memperoleh hal yang benar-benar mereka inginkan jika guru tidak tahu tanyakanlah ke siswa,
5)      Berbicaralah dengan jujur kepada mereka dengan cara yang membuat mereka mendengarnya dengan jelas dan halus, dan
6)      Bersenang-senanglah bersama mereka.
Teori ini menurut saya bagus karena tidak hanya memikirkan bagaimana prestasi siswa tapi bagaimana pula “memanusiakan manusia”, terlihat bahwa kita sebagai tenaga pendidik juga harusnya menjalin hubungan dengan siswa kita, mengerti akan perasaan mereka dan kondisi kejiwaan mereka.
j.        Metode konstrukvistik
                  Asumsi sentral metode konstuktivistik adalah bahwa belajar itu menemukan. Meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi itu agar informasi tersebut masuk kedalam pemahaman mereka. Konstruktivistik dimulai dari masalah (sering miuncul dari siswa sendiri) dan selanjutnya membentuk siswa menyelesikan dan menemukan
langkah-langkah pemecahan masalah tersebut.
Dalam konstruktivistik, siswa seharusnya diberikan tugas-tugas kompleks, sulit, dan realistis. Kemudian, mereka diberikan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas. Tugas kompleks itu misalnya proyek, simulasi, penyelidikan dimasyarakat, menulis untuk di presentasikan kependengar sesungguhnya, dan tugas-tugas autentik lainnya(diambil dari kehidupan nyata).
Selain itu, dalam pengajaran, kontruktivistik lebih menekankan pada pengajaran top-down daripada bottom up. Top-down yang dimaksud disini adalah masalah-masalah kompleks dipecahkan siswa terlebih dahulu kemudian menemukan keterampilan dasar yang diperlukan. Sebagai contoh, siswa diberikan konsep dasar paragraf baru kemudian menganalisis kalimat, mengeja, tata bahasa, dan tanda bacanya. Sebaiknya, bottom up lebih menekankan keterampilan dasar untuk mewujudkan keterampilan yang lebih kompleks.
k.      Metode partisipatori
Metode pembelajaran partisipatori lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa didudukan sebagai subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, siswa dapat menemukan hasil belajar. Guru hanya bersifat sebagai pemandu atau fasilitator.
Berkaitan dengan penyikapan guru kepada siswa, partisipatori beranggapan bahwa:
1.      Setiap siswa adalah unik. Siswa mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, proses penyeragaman dan penyamarataan akan membunuh keunikan tersebut. Keunikan harus diberikan tempat dan dicarikan peluang agar dapat lebih berkembang.
2.      Anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil. Jalan pikiran anak tidak selalu sama dengan jalan pikiran orang dewasa. Orang dewasa dapat menyelami cara merasa dan berfikir anak-anak.
3.      Dunia anak adalah dunia bermain
4.      Usia anak merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia.
Dalam metode partisipatori, siswa aktif, dinamis, dan berlaku sebagai subjek. Namun, bukan berarti guru harus pasif, tetapi guru juga aktif dalam memfasilitasi. Belajar dengan suara, gambar, tulisan dinding, dan sebagainya. Guru berperan sebagai pemandu yang penuh dengan motifasi, pandai berperan sebagai mediator, dan kreatif. Konteks siswa menjadi tumpuan utama.
l.        Metode Kontekstual
Metode Kontekstual merupakan metode terbaik dalam proses pembelajan Bahasa Indonesia. Metode kontekstual dalam Depdiknas (2002) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendidik menggunakan metode ini diharapkan anak didik dapat menilai kehidupan secara real, maksudnya bahwa pendidikan bukan saja berbicara tentang kepintaran atau kognitifnya saja, tetapi bagaiman anak didik dapat memecahkan berbagai masalah dan bagaimana ia bersosialidsi dengan baik dimasyrakat.







Teknik Pembelajaran Kalimat
Didalam metode ada pula teknik pembelajaran, ada banyak teknik  pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satunya teknik pembelajaran kalimat. Ada 11 teknik pembelajaran kalimat, antara lain:

1.      Teknik Kata Mengalir
2.      Teknik Kartu Kalimat
3.      Teknik Bursa Kalimat
4.      Teknik Pilah Kalimat
5.      Teknik Stabilo Kalimat
6.      Teknik Buat Kalimat
7.      Teknik putar posisi
8.      Teknik Isi Kalimat
9.      Teknik Meneruskan kalimat
10.  Teknik Pecah Kalimat
11.  Teknik Gabung Kalimat


Berikut penjelasannya :
1.      Teknik Kata Mengalir
Teknik ini dikatakan teknik kata mengalir karena dalam prosesnya kata yang diproduksi mengalir sampai membentuk sebuah kalimat. Teknik ini bertujuan agar pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan, selain itu diharapkan siswa dapat membuat kata dengan ide mereka atau dengan kemampuan mereka sendiri.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penerapan teknik ini sebagai berikut:
a.       Permainan ini dilakukan secara berkelompok
b.      Guru sebagai fasilitator, artinya guru menjelaskan terlebih dahulu aturan permainan ini
c.       Guru menyediakan stopwatch untuk menghitung waktu
d.      Jangan sampai waktu yang disediakan terlalu lama atau singkat karena akan melemahkan motivasi siswa
e.       Guru jangan sampai berdiri disalah satu kelompok saja tetapi usahakan berada di semua kelompok dengan cara mengelilingi kelas

Langkah-langkah permainan teknik ini adalah sebagai berikut :
a.       Permainan dilakukan secara berkelompok, setiap kelompok dibagi sama banyak anggotanya
b.      Atur tempat duduk perkelompok berjajar kebelakang (liat gambar)
c.       Alat yang dibutuhkan adalah kertas dan bolpoint
d.      siswa yang paling depan menyebutkan satu kata ke teman belakangnya sambil mencatat kata itu dibuku atau kertas
e.       Siswa belakangnya menambahi satu kata sehingga menjadi 2 kata yang berkaitan untuk disampaikan secara lisan ke teman belakangnya.
f.       Siswa diurutan ketiga menambahi satu kata lagi kemudian disampaikan kesiswa diurutan keempat, dan seterusnya sampai siswa ke enam
g.      Lalu kalimat itu dicatat oleh siswa yang paling akhir ke buku atau kertas yang disediakan
h.      Kata terus dialirkan dari depan ke teman belakangnya dengan cepat karena dilombakan
Aturan tempat duduk siswa (misalnya jumlah siswa 24 orang)
Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4
Siswa 1






Siswa 2






Siswa 3






Siswa 4






Siswa 5






Siswa 6







2.      Teknik kartu kalimat
Teknik kartu kalimat merupakan teknik pembelajaran kalimat majemuk melalui kartu. Kartu tersebut berukuran sekitar 2 cm lebarnya dan panjangnya 15 cm yang didalamnya tertulis kalimat tunggal.
Permainan ini dapat diterapkan secara individu dan kelompok. Teknik pembelajran kartu kalimat bertujuan agar siswa dapat dengan mudah, senang, dan bergairah dalam memahami kalimat majemuk melalui proses yang dilaluinya sendiri.
Tampaknya dari pada guru menerangkan sejak menit pertama sampai akhir tentang kalimat majemuk, permainan ini akan lebih menanamkan konsep kalimat majemuk sesuai dengan yang dialami siswa. Dari sisni siswa akan dapat menyimpulkan sendiri tentang kalimat mejemuk.

3.      Teknik pembelajaran bursa kalimat
Teknik pembelajaran bursa kalimat bertujuan agar siswa dapat menerangkan makna kalimat serta memahami strukturnya secara cepat berdasarkan kemampuan siswa sendiri. Alat yang dibutuhkan adalah toples besar yang tembus pandang dengan isi potongan kalimat sebanyak-banyaknya (kalimat dapat berjumlah ratusan). Akan lebih baik, kalimat tersebut ditempel dikertas manila atau kertas yang agak tebal agar awet. Kalimat dapat diperoleh dari membuat sendiri atau menggunting kalimat dari Koran, majalah, atau surat.

4.      Teknik pembelajaran pilah kalimat
Teknik pembelajaran pilah kalimat ini bertujuan agar siswa dapat memilah kalimat yang benar dan yang salah.  Alat yang digunakan adalah toples sedang sesuai jumlah kelompok, potongan kalimat yang salah serta dan kotak, gelas, tau apa saja yang dapat menampung potongan kalimat yang salah
.
5.      Teknik Stabilo Kalimat
Tujuan yang akan dicapai dalam teknik stabilo kalimat adalah agar siswa dapat menentukan dengan senang, gembira, dan penuh tantangan tentang kalimat yang salah atau benar dalam suatau wacana bacaan.
Alat yang dibutuhkan adalah fotokopi kliping artikel yang kalimatnya ada yang benar dan ada yang salah. Stabilo diharapkan dimiiki tiap siswa.

6.      Teknik Buat Kalimat
Alat yang digunakan adalah pulpen, pensil dan buku tulis. Siswa membuat lansung berbagai variasi kalimat dalam kondisi senang, ceria dan menantang. Teknik buat kalimat bertujuan agar siswa dapat membuat kalimat yang baik dan benar melalui variasi bentuk secara  langsung.

7.      Teknik putar kalimat
Teknik putar kalimat bertujuan agar siswa dapat memutar-putar posisi struktur kalimat yang baik dan benar dengan harapan mereka dapat membuat kalimat baku dengan berbagai variasi. Alat yang dibutuhkan adalah fotokopi kalimat dan lembar kosong untuk tempat menuliskan kalimat yang akan diputar posisinya (posisi S, P, O, dan K).

8.      Teknik pembelajaran isi kalimat
Teknik pembelajaran isi kalimat bertujuan agar siswa dapat menggunakan logikanya dalam menentukan kalimat melalui kata-kata sendiri. Alat yang digunakan adalah fotokopi kalimat yang sudah dikosongi bagian tengahnya (yang dikosongi boleh objek, predikat atau ketrangan) sejumlah siswa.

9.      Teknik pembelajaran meneruskan kalimat
Teknik pembelajaran meneruskan kalimat bertujuan agar kemampuan siswa dalam melangkapi ide atau gagasan dapat berkembang dgn baik.
Alat yang digunakan adalah lembaran fotokopi kalimat yang belum selesai sesuai dengan jumlah siswa. Pelaksanaan teknik ini dapat berupa perseorangan atau kelompok. sebelum dimulai guru memberikan rambu-rambu pelaksanaan. Lembar fotokopi dibagikan kepada siswa. Setelah diberi waktu dan aba-aba siswa mengerjakan tugas berupa meneruskan kalimat yang belum selesai dengna kata-kata sendiri.
10.  Teknik Pecah Kalimat
Tujuan yang akan dicapai dari teknik pecah kalimat adalah agar siswa dapat memahami kalimat majemuk melalui pemecahan kalimat majemuk ke dalam kalimat tunggal. Kalimat majemuk yang panjang dipecah-pecah ke dalam beberapa kalimat.
Alat yang digunakan adalah lembar fotokopi tentang kalimat majemuk yang panjang. Teknik ini dapat diterapkan secara perseorangan maupun kelompok.

11.  Teknik Gabung Kalimat
Tujuan yang akan dicapai dari teknik gabung kalimat adalah agar siswa dapat memahami kalimat majemuk melalui penggabungan kalimat tunggal ke dalam kalimat majemuk.
siswa diberi lembar fotokopi kalimat tunggal. Siswa disuruh menggabung kalimat tunggal tersbut ke dalam satu kalimat mejemuk pada kertas atau buku tulisnya. Diharapkan Siswa menyimpulkan tentang kalimat mejemuk atau perbedaan kalimat tunggal dengan kalimat mejemuk dari aktivitas yang telah dijalaninya.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar